Banyak moms yang memiliki kesulitan mengatakan “tidak” pada anaknya ketika anaknya meminta sesuatu yang diinginkannya atau melakukan s
esuatu yang dinilai tidak/kurang baik oleh orang tua. Seringkali anak terlihat lucu dan menggemaskan, sampai-sampai tak tega rasanya bagi moms untuk menolak permintaannya. Belum lagi jika ternyata si kecil cukup pandai “berakting” dalam meminta sesuatu yang diinginkannya.
Ada rasa sedih bila sang anak menangis akibat permintaannya tidak dituruti. Tapi tahu kan moms bahwa hal itu adalah salah satu cara mendidik anak menjadi manusia yang mandiri, termotivasi melakukan usaha yang positif untuk mendapatkan sesuatu, dan menghargai apapun yang dimilikinya.
Ketika anak meminta sesuatu yang menurut Anda tidak boleh, katakan “tidak” dengan tegas sambil melihat kedua matanya. Jelaskan pula alasan mengapa Anda tidak mengijinkannya memiliki atau melakukan hal yang dilarang tersebut. Bila anak merengek-rengek, jangan biarkan hati Anda goyah dan tersentuh, hingga akhirnya mengabulkan permintaan si anak. Ini akan membuat pemahaman baru dalam pikiran anak, bahwa ia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan merengek-rengek, sehingga berikutnya ia akan menggunakan ’strategi’ yang sama.
Jika Anda merasa tidak mampu mengatakan “tidak” secara mentah-mentah, Anda dapat menggantikan keinginannya dengan hal yang lain. Misalnya, ketika anak menginginkan mainan mobil-mobilan, sedangkan mainan tersebut sudah sangat banyak di kotak mainannya, Anda bisa menawarkan mainan scrabble sebagai penggantinya. Memang bukanlah hal yang mudah, karena seringkali si kecil belum memiliki pola berpikir seperti yang ada di otak kita. Tapi seperti dijabarkan di atas, hal ini penting dalam rangkaian mendidik si anak menjadi pribadi yang utuh. Tidak hanya kita mempersiapkan dia di lingkungan dalam rumah, tapi kasus-kasus yang sederhana pun dapat menjadi bekal ketika suatu hari nanti anak kita menemui kata “tidak” di lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Dengan mengatakan “tidak” kepada anak, Anda bisa juga mendidik anak mandiri dengan membuatnya berusaha sendiri mendapatkan keinginannya. Contohnya, ia boleh membeli barang yang diinginkannya asalkan ia menabung sendiri dari uang sakunya. Selain membuat si anak tumbuh sebagai pribadi yang mandiri, ia juga belajar menghargai barang.
Wah ternyata kata “tidak” bukan berarti tidak sayang, tapi justru mendidik. Bagaimana moms? Apakah masih tidak tega mengatakannya? Good luck trying!
source from: Mom(me)World
esuatu yang dinilai tidak/kurang baik oleh orang tua. Seringkali anak terlihat lucu dan menggemaskan, sampai-sampai tak tega rasanya bagi moms untuk menolak permintaannya. Belum lagi jika ternyata si kecil cukup pandai “berakting” dalam meminta sesuatu yang diinginkannya.
Ada rasa sedih bila sang anak menangis akibat permintaannya tidak dituruti. Tapi tahu kan moms bahwa hal itu adalah salah satu cara mendidik anak menjadi manusia yang mandiri, termotivasi melakukan usaha yang positif untuk mendapatkan sesuatu, dan menghargai apapun yang dimilikinya.
Ketika anak meminta sesuatu yang menurut Anda tidak boleh, katakan “tidak” dengan tegas sambil melihat kedua matanya. Jelaskan pula alasan mengapa Anda tidak mengijinkannya memiliki atau melakukan hal yang dilarang tersebut. Bila anak merengek-rengek, jangan biarkan hati Anda goyah dan tersentuh, hingga akhirnya mengabulkan permintaan si anak. Ini akan membuat pemahaman baru dalam pikiran anak, bahwa ia bisa mendapatkan apa yang diinginkannya dengan merengek-rengek, sehingga berikutnya ia akan menggunakan ’strategi’ yang sama.
Jika Anda merasa tidak mampu mengatakan “tidak” secara mentah-mentah, Anda dapat menggantikan keinginannya dengan hal yang lain. Misalnya, ketika anak menginginkan mainan mobil-mobilan, sedangkan mainan tersebut sudah sangat banyak di kotak mainannya, Anda bisa menawarkan mainan scrabble sebagai penggantinya. Memang bukanlah hal yang mudah, karena seringkali si kecil belum memiliki pola berpikir seperti yang ada di otak kita. Tapi seperti dijabarkan di atas, hal ini penting dalam rangkaian mendidik si anak menjadi pribadi yang utuh. Tidak hanya kita mempersiapkan dia di lingkungan dalam rumah, tapi kasus-kasus yang sederhana pun dapat menjadi bekal ketika suatu hari nanti anak kita menemui kata “tidak” di lingkungan masyarakat yang lebih luas.
Dengan mengatakan “tidak” kepada anak, Anda bisa juga mendidik anak mandiri dengan membuatnya berusaha sendiri mendapatkan keinginannya. Contohnya, ia boleh membeli barang yang diinginkannya asalkan ia menabung sendiri dari uang sakunya. Selain membuat si anak tumbuh sebagai pribadi yang mandiri, ia juga belajar menghargai barang.
Wah ternyata kata “tidak” bukan berarti tidak sayang, tapi justru mendidik. Bagaimana moms? Apakah masih tidak tega mengatakannya? Good luck trying!
source from: Mom(me)World
0 comments:
Posting Komentar