This is me :)

It's all about my simply life to be a wife, to be a mother and also to be a nice person for all people around me :)

Senin, 26 Juli 2010

Toilete Training

Posted by memamamaya at Senin, Juli 26, 2010
Senengnya makin banyak website or miilis yang menyediakan berbagai macam informasi maupun ilmu dalam hal parenting maupun perawatan2 anak. Ada ayah-bunda, urban mama, parenting indonesia, dunia ibu, tips bayi, asiforbaby dan berbagai website lainnya yang udah gw ikutin (member). Naahhh gw nemu satu website lagi nih yang isinya kurang lebih sama dengan website yg udah2. Tampilannya lucu dan informasi di dalemnya oke juga loohh. Nama websitenya www.mommeworld.com. Gw tau website ini dari facebook, dan tanpa ragu2 lagi gw udah jadi membernya donk ;-)

Oke let's we'll find out informasi apa aja yg udah gw dapet dr website ini.

All about Toilete Training *bacaan yang pas buat kal el yang harus mulai belajar toilete training*


Kegiatan toilet training bagi kebanyakan moms, seringkali dinilai sebagai perkara yang memusingkan. Apalagi bagi moms yang baru pertama kali menjalankannya. Namun sebenarnya kegiatan ini akan menjadi mudah dan sederhana bila saja moms mengetahui strategi dan taktik yang tepat. Sebelumnya, moms perlu tahu bahwa toilet training sudah bisa diterapkan pada anak-anak yang telah menginjak usia 18-24 bulan sampai dengan 3 tahun. Meskipun pada kenyataannya, tak jarang ada orang tua yang baru memulai toilet training pada anaknya ketika si anak telah berusia 3 sampai dengan 4 tahun.
Ketika akan melakukan toilet training pada anak, hal pertama yang harus diperhatikan oleh moms adalah kesiapan moms dalam meluangkan waktu, energi, dan kesabaran. Sebab, biasanya proses toilet training ini akan memakan waktu yang cukup lama, bisa mingguan hingga bulanan. Begitu juga dengan kesiapan si anak menjalankan “pelatihan” ini. Hal ini tak kalah penting untuk diperhatikan karena pelatihan akan berujung pada kegagalan jika anak tidak siap dengan kegiatan ini.
Berikut ini adalah ciri-ciri yang bisa ditemukan moms pada anak yang siap menjalankan toilet training:
  • Popok yang dikenakan anak tetap terjaga kekeringannya selama minimal 2 jam
  • Anak mulai mengerti dan mampu mengikuti instruksi apapun yang sifatnya sederhana
  • Anak mulai merasakan keinginan buang air besar secara rutin, dan bahkan ia bisa menyampaikannya ke orangtuanya
  • Seringkali anak merasa tidak nyaman dengan popoknya yang kotor. Bahkan tak jarang ada anak yang dengan sendirinya meminta popoknya segera diganti
  • Adanya keinginan pada anak untuk mengunakan toilet atau sekadar potty chair untuk buang air
  • Adanya keinginan pada anak untuk mengenakan celana dalam biasa, bukan lagi popok
Setelah menemukan ciri-ciri di atas, moms sudah bisa menerapkan toilet training pada anak. Agar pelatihan berjalan lancar, ada beberapa cara yang bisa dilakukan moms:
  • Perkenalkan toilet kepada anak, salah satunya adalah dengan membiarkan anak memencet atau menurunkan tuas flush pada kloset
  • Jika anak terlihat ingin buang air, segera dudukkan/ jongkokkan anak pada kloset. Tanda-tanda anak yang ingin buang air dapat terlihat dari ekspresi wajah, gerakan tubuh, atau anak mengatakannya sendiri kepada moms
  • Setiap kali anak berhasil buang air di toilet atau hanya sekedar melakukan inisiatif mengatakan kepada moms bahwa dirinya ingin buang air, segera berikan reward berupa pujian. Tentunya dengan diselipi pesan agar anak melakukan hal yang sama lagi ketika ingin buang air
  • Modelling merupakan salah satu usaha yang dinilai cukup berhasil dalam toilet training. Biarkan anak melihat moms atau anggota keluarga lainnya menggunakan toilet. Dengan begitu, anak akan meniru. Ia juga akan merasa bahwa ia harus melakukan hal tersebut karena semua orang melakukannya
  • Setiap pagi dudukkan/jongkokkan anak pada kloset. Meskipun si anak belum tentu akan buang air, tindakan tersebut akan mengajarkan anak bahwa ini adalah hal rutin yang bisa dilakukan
  • Sekitar 30 menit sampai dengan 1 jam setelah anak minum air yang banyak, dudukkan/jongkokkan anak pada kloset. Karena biasanya pada waktu tersebut, anak ingin buang air kecil
  • Setiap kali membuang kotoran pada popok ke dalam toilet, biarkan si anak melihatnya. Melalui cara ini, anak akan belajar dimana sebaiknya membuang kotoran
Ketika menjalankan toilet training, ada beberapa sikap yang harus dipegang oleh moms:
  • Moms, please be consistent! Jangan karena lelah melakukan toilet training pada anak, moms kemudian berhenti beberapa hari untuk beristirahat. Ini akan membuat si anak bingung, manakah yang sebaiknya ia lakukan.
  • Moms please be patient! Seperti yang pernah dibahas sebelumnya, moms akan memerlukan banyak waktu, energi, dan kesabaran dalam menjalankan toilet training ini.
  • Moms please don’t push too hard! Jika anak belum siap dengan toilet training, maka jangan paksa anak melakukannya. Masalahnya, semakin dipaksa, maka akan semakin besar penolakan yang ditunjukkan si anak. Bila memang anak belum siap dan menunjukkan penolakan, ada baiknya moms mengistirahatkan kegiatan ini selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Penundaan dalam jangka waktu tertentu akan membuat anak lebih relax
  • Moms please don’t stick with the same method! Mungkin ada yang salah dengan metode yang diterapkan moms jika anak terus melakukan penolakan meskipun telah dilakukan beberapa kali penundaan. Yang bisa dilakukan oleh moms adalah mencoba metode lain. Atau, jika moms merasa bingung memilih metode yang tepat, moms bisa berkonsultasi langsung dengan dokter
Adapun beberapa hal yang harus dihindari moms dalam proses toilet training karena diyakini dapat menciptakan kegagalan pelatihan:
  • Jangan menjalankan toilet training ketika anak dalam masa-masa penuh tekanan, contohnya ketika baru saja pindah rumah, ketika ada adik bayi yang baru lahir, dan sebagainya
  • Jangan mendorong anak melakukan toilet training terlalu cepat. Mungkin bermaksud agar si anak lebih cepat belajar, tapi ingat kembali tips yang di atas, jika anak belum siap melakukan kegiatan ini maka persentase kegagalan relatif lebih besar
  • Jangan melakukan ancaman maupun hukuman ketika anak tidak menjalankan toilet training sesuai dengan harapan moms. Sebaliknya, katakan kepada anak bahwa hal tersebut bukanlah masalah dan bisa dicoba lain waktu. Dengan demikian, anak akan merasa tidak dipaksa, sehingga untuk berikutnya, ia akan menjadi lebih tenang
Nah moms, ternyata tidak sulit kan memberikan toilet training kepada anak? Kuncinya adalah moms harus pengertian ketika menghadapi si kecil. Dengan begitu, anak akan menjadi lebih kooperatif. Selamat mencoba!

0 comments:

Posting Komentar